cover
Contact Name
Nurhadi Siswanto
Contact Email
corak.jurnalsenikriya@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
corak.jurnalsenikriya@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Corak : Jurnal Seni Kriya
ISSN : 23016027     EISSN : 26854708     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
CORAK adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan nomor p-ISSN: 2301-6027 dan nomor e-ISSN: 2685-4708. Jurnal ini berisikan tentang artikel hasil penelitan, gagasan konseptual (hasil pemikiran), penciptaan, resensi buku bidang seni kriya dan hasil pengabdian masyarakat dalam bidang kriya.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2016): MEI 2016" : 8 Documents clear
KAJIAN ESTETIKA PAMOR KERIS KAMARDIKAN Febrian Wisnu Adi Adi
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 1 (2016): MEI 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1081.32 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i1.2379

Abstract

The aim of this research is to be searched about aesthetic and historical background thatincludes the shape, meaning, and function as well as the factors that underlie Pamor keriskamardikan in Surakarta. The analysis of the Pamor keris kamardikan Surakarta is not a simplematter. The question such as: what Pamor keris kamardikan is; why it had been created; whenit start created; whose the man behind of created; where place that Pamor keris kamardikanhas been exsist; and how about the histocal about it. Change of palace culture maybe happento the progresive culture with any perception. It can be indicated like social criticism movementin postmodern age, such as: happening art, environmental art, etc.While the factors underlie the similarities and differences are the internal and externalfactors. The Internal factors are the rules and policy stated by the actor in this regions. Theexternal factor is the factor happens because the society social condition that is more developedas well as the policy of the government of Republic of Indonesia in the tourism sector.The method used in the research is qualitative research with multidicipline approachfocusing on the study of art. Aesthetic approach is used for relating the style of art. Thisapproach is used with other approaches and use the relevant teories such as: history,communication, anthropology, archeology, and sociology.This research has conelude that movemen of Pamor keris kamardikan Surakarta is in thestructure or style. Historical background of movement started on 1970 in case of many kerisartist in Surakarta created it with many purposed, basicly, Pamor keris Kamardikan Surakartahave two poin of movement, there are an aesthetic.Keyword: Pamor keris, kamardikan, aesthetic.
INSPIRASI ATT (ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL) SEBAGAI MOTIF KAIN BATIK Noor Sudiyati; Sunarto Sunarto; Made Sukanadi; Pandansari Kusumo
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 1 (2016): MEI 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1486.28 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i1.2375

Abstract

Historically, traditional transport is very interesting to be analyzed. The people ofYogyakarta has had various traditional transport as the artifact with different meanings. Decadesago, the traditional horse cart (andong), cart, and classic cart currently kept in the Royal Museumas well as cow cart were the reliable transport for public mobility. Other vehicles were traditionalpedicab (becak) and bicycles both for male and female riders.The artifacts have currently not been in operation any longer. Although some peoplehave attempted to reserve the existence of those traditional transport, such as the cow cartcommunity, traditional bicycle community, and still many others, the reservation has to be takenmore seriously in order that the young generation have the sense of belonging. They have to beproud of the fact that the ancestors already had such traditional transports.The data concerning the traditional transports was collected from the regions inYogyakarta which still reserve the artifacts. Only few are operated, while most of them arereserved in such museums as the Royal Museum of Yogyakarta. The ancient Royal Palace usedto operate their classic carts for royal events. The carts had different functions, performances,and esthetics. They also symbolize different historical meanings. The parts of the carts have highesthetic value and craftsmanship. The decoration is sophisticated and can be transformed intovisualized works for further reservation.To reserve the historical artifacts and parts with their artistic value, they are put into themotif of batik in Yogyakarta. In this way, batik Yogyakarta will be have richer motifs. Such motifsand patterns as the traditional transports as becak and bicycle are reserved on batik. It isexpected that the young generation will proudly see and appreciate the wonderful historicalvalue inherited by the ancestors.Key Words: Traditional Transport, history, reserve, inspiration, Batik motif Garis kesejarahan akan Angkutan Tradisional menarik untuk dikaji, MasyarakatYogyakarta memiliki sejarah Angkutan Tradisional sebagai kekayaan artefak peninggalan, yangmenyiratkan berbagai makna. ATT: Andhong, kereta , kereta klasik yang ada di Museum Keretakeraoin, serta gerobag sapi itu puluhan tahun yang lalu menjadi andalan bagi mobilitasmasyarakat kita. Dilengkapi dengan becak dan sepeda onthel lanang maupun wedhok. KiniArtefak tersebut tinggal kenangan. Walaupun masih ada yang nguri-uri sebagaimana berdirikomunitas gerobag sapi, komunitas sepeda onthel dan yang lain, namun perlu dilestarikan untuk kepentingan generasi muda agar masih memiliki rasa handarbeni: bahwa dulu leluhurnyamemiliki berjenis-jenis kendaraan tradisional.Upaya untuk mendapatkan data dari ATTT didapatkan di daerah Yogyakarta yang masihartefak dan masih aktif dijalankan, sebagian besar sudah dilestarikan dalam museum sepertimuseum kereta di Keraton Yogyakarta. Kereta klasik yang pernah dimiliki kerajaan Yogyakartatersebut bermacam fungsi, performent dan estetikanya. Semua itu bermakna, sebagai buktisejarah Keberadaan Angkutan Transfortasi Tradisional. Artefak tranportasi itu memiliki bagianbagianyang estetis, bernilai craft yang tinggi, penuh hiasan yang rumit, semuanya menjadiobyek estetika yang dapat dilanjutkan lagi menjadi karya-karya visual yang dapat memberikannilai kelestarian.Untuk melestarikan artefak bersejarah dan bagian-bagian yang memiliki nilai artistictersebut, selaras apabila dijadikan inspirasi sebagai motif batik bagi Yogyakarta, agar menambahbarisan panjang motif yang dimiliki oleh dunia perbatikan kota Yogyakarta, ATT seperti becak,sepeda tersebut diangkat menjadi inspirasi untuk pola dan motif batik. Agar lestari dan generasidapat menyaksikan dan tidak kehilangan nilai sejarah yang dimiliki para pendahulu. Kata kunci: alat transportasi tradisional, sejarah, melestarikan, inspirasi, motif, batik.  
PELAMINAN ADAT MASYARAKAT MINANGKABAU (KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI) Nofi Rahmanita; Yulimarni Yulimarni
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 1 (2016): MEI 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.823 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i1.2376

Abstract

Aisle as a form of decorative artwork has particular unique and characteristics, contains the values associated with the livelihood of Minangkabau society. Its ppresence is very important for the sustainability of Minangkabau society cultural values preservation. Therefore, it should be revisited, how the structure and function of the aisle and how the changes shape and function of the aisle today. The visual form of aisle has been less or more affected by current development. It happens solely to fulfill the aesthetic needs of community support , like the proverbial Minang said, ”condong salero ka nan lamak, condong mato ka nan rancak” the taste prefer to the delicious one, the eye sight prefer to the beautiful one. This effect can be seen from the use of materials and techniques used for wedding decoration. Kata Kunci: Form, Structure, Aisle.   Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mencari tahu mengenai usaha Batik Topo, terutama produk kain batik yang dihasilkannya. Produk kain batik yang dihasilkan meliputi motif dan proses pembuatannya. Bagaimana motif-motif batik yang dibuat oleh Batik Topo. Apa dan bagaimana proses pembuatan kain-kain batiknya selama ini. Tujuan penelitian ini sangatlah jelas untuk mengetahui lebih mendalam dan terperinci mengenai segala hal yang diproduksi oleh Batik Topo, dalam hal ini kaitannya dengan produk kain batiknya. Penelitian mengenai usaha Batik Topo ini tentunya membutuhkan metode penelitian. Metode penelitian untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian menggunakan beberapa metode dari disiplin ilmu yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode multidisiplin. Beberapa metode dari disiplin ilmu yang berbeda di antaranya, yaitu: estetika; sejarah; dan antropologi. Sedangkan metode pencarian data dilakukan dengan cara, yaitu: observasi; wawancara; dokumentasi; dan pustaka. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa usaha Batik Topo membuat kain batik dengan cara cap dan tulis, sehingga produknya disebut batik cap dan tulis. Pembuatan kain batik dengan cara demikian ikut mendukung pelestarian batik tradisional. Kain batik tradisional dengan pembuatan secara cap maupun ditulis menggunakan canting telah diakui sebagai world heritage. Keywords: batik topo, batik, batik cap, batik tulis, world heritage.
BATIK TOPO BANTUL: KONSISTEN DALAM PEMBUATAN KAIN BATIK TULIS DAN CAP Anna Galuh Indreswari
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 1 (2016): MEI 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1227.277 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i1.2372

Abstract

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mencari tahu mengenai usaha Batik Topo,terutama produk kain batik yang dihasilkannya. Produk kain batik yang dihasilkan meliputi motifdan proses pembuatannya. Bagaimana motif-motif batik yang dibuat oleh Batik Topo. Apa danbagaimana proses pembuatan kain-kain batiknya selama ini. Tujuan penelitian ini sangatlah jelasuntuk mengetahui lebih mendalam dan terperinci mengenai segala hal yang diproduksi olehBatik Topo, dalam hal ini kaitannya dengan produk kain batiknya.Penelitian mengenai usaha Batik Topo ini tentunya membutuhkan metode penelitian.Metode penelitian untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian menggunakan beberapametode dari disiplin ilmu yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode multidisiplin.Beberapa metode dari disiplin ilmu yang berbeda di antaranya, yaitu: estetika; sejarah; danantropologi. Sedangkan metode pencarian data dilakukan dengan cara, yaitu: observasi;wawancara; dokumentasi; dan pustaka.Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa usaha Batik Topo membuat kain batikdengan cara cap dan tulis, sehingga produknya disebut batik cap dan tulis. Pembuatan kain batikdengan cara demikian ikut mendukung pelestarian batik tradisional. Kain batik tradisionaldengan pembuatan secara cap maupun ditulis menggunakan canting telah diakui sebagai worldheritage. Keywords: batik topo, batik, batik cap, batik tulis, world heritage.
EKSPLORASI DAN EKSPERIMENTASI DALAM KARYA SENI KRIYA KONTEMPORER Andono Andono; Rispul Rispul
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 1 (2016): MEI 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (928.556 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i1.2377

Abstract

Bersamaan dengan perubahan dan kemajuan dalam dunia seni kriya, telahbanyak dilakukan eksplorasi dan eksperimentasi oleh para kriyawan di dalam penciptaankarya-karyanya. Eksplorasi dan eksperimentasi banyak dilakukan pada berbagai aspek,seperti dalam pemilihan sumber-sumber ide atau dasar-dasar penciptaan yang tidakhanya berorientasi pada aspek fungsional saja, tetapi telah banyak digali potensi-potensisumber ide dari berbagai aspek kehidupan masyarakat. Banyak karya yang merupakanhasil dari eksplorasi dan eksperimentasi yang merepresentasikan gejala-gejala ataufenomena-fenomena yang berkembang di masyarakat. Perkembangan seni kriya,tersebut menunjukkan adanya dinamika yang menarik, Karya-karya kriya yang dahuluhanya berorientasi pada segi fungsional praktis dan keindahan ornamentasi saja,sekarang menunjukkan adanya fenomena perubahan ke karya-karya yang lebihdinamis, konseptual, kreatif dan inovatif.Karya seni kriya kontemporer dimaksudkan sebagai karya yang sedang berkembang dimasa kini, yang dalam penelitian ini akan dibatasi pada karya yang dibuat antara tahun 2007 s.d2012, sekaligus sebagai populasinya. Adapun sebagai sampel dalam penelitian ini adalah berupabeberapa karya perwakilan dari masing-masing kriyawan yang karyanya pernah diikut sertakandalam pameran-pameran seni kriya kontemporer. Penelitian diawali dengan penelusuransumber kepustakaan yang berkaitan dengan topik penelitian baik yang membahas tentang senirupa dan atau seni kriya kontemporer. Selanjutnya dilakukan observasi pendahuluan denganmengidentifikasi kriyawan yang karya-karyanya termasuk dalam kategori seni kriyakontemporer yang pernah diikutsertakan dalam pameran seni kriya dalam kurun waktu limatahun terakhir, dan hasilnya dijadikan sebagai populasi. Dari sejumlah populasi yang ada(kriyawan dan karyanya) dari masing-masing kriyawan diambil satu karya yang representatifsebagai sampel yang diteliti. Cara analisis data akan menyesuaikan dengan jenis data yangdiperoleh dari pengumpulan data yang dilakukan. Tedapat dua jenis data yang akan diperolehyaitu berupa data visual berbentuk foto dan diskripsi dari karya seni kriya yang diteliti. Sifat datayang akan diperoleh adalah diskriptif, maka metode analisis data yang digunakan adalahdiskriptif analitik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan estetik.Analisis data akan dilakukan terhadap aspek-espek yang berkaitan dengan struktur, fungsi, dangaya karya seni kriya kontemporer.Penelitian ini akan menghasilkan deskripsi tentang struktur, fungsi, dan gaya karyakaryaseni kriya kontemporer. Bagaimana proses kreatif dalam penciptaan meliputi: latar belakang penciptaan karya, metode penciptaan, metode perwujudan, media dan teknikperwujudan karya, bentuk karya yang dihasilkan, dan kandungan maknanya. Hasil penelitian iniakan sangat bermanfaat bagi para mahasiswa seni kriya maupun para pemerhati seni kriyadalam memahami bagaimana proses kreatif dalam penciptaan karya seni kriya. Kata kunci: eksplorasi, eksperimentasi, kriya kontemporer.
PENGARUH LAMA WAKTU MORDANTING TERHADAP KETUAAN WARNA DAN KEKUATAN TARIK KAIN MORI DALAM PROSES PEWARNAAN DENGAN Esther Mayliana
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 1 (2016): MEI 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.942 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i1.2373

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui (1) ketuaan warna kain mori pada pewarnaan mengunakan zat pewarna sabut kelapa dengan lama waktu mordanting 8 jam, 12 jam dan16 jam, (2) kekuatan tarik kain mori pada pewarnaan menggunakan zat pewarna sabut kelapa dengan lama mornadanting 8 jam, 12 jam dan 16 jam, (3) pengaruh lama waktu mordanting 8 jam, 12 jam dan 16 jam terhadap ketuaan warna (4) pengaruh lama waktu mordanting 8 jam, 12 jam, dan 16 jam terhadap kekuatan tarik kain. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Sabut kelapa dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alam dengan mordan soda abu dan tawas. Variabel bebas penelitian ini adalah lama waktu mordanting (8 jam, 12 jam, 16 jam), dengan 12 jam sebagai kontrol. Variabel terikatnya adalah ketuaan warna dan kekuatan tarik kain mori. Unit eksperimen berupa kain mori primissima merek kereta kencana. Rancangan acak lengkap digunakan pada teknik penentuan letak pengambilan sampel uji. Ketuaan warna diuji dengan Sepectrophotometer, ukuran sampel uji 5cmx5cm. Kekuatan tarik uji dengan cara jalur potong (Strip test), tiap ukuran sampel uji 2,5 cm x 30 cm dan diuji menggunakan alat Tenso Lab. Normalitas dan Homogenitas diuji dengan Chi Kuadrat dan C-Cochran. Data dianalisis dengan menggunakan Analisis Varians satu jalur. Rerata hasil penelitian nilai ketuaan warna kain mori yang dimordanting 8 jam adalah 1,015, mordanting 12 jam adalah 1,067 dan mordanting 16 jam adalah 1,033, dengan hasil warna coklat muda untuk ketiga perlakuan. Rerata kekuatan tarik kain mori yang telah dimordanting 8 jam adalah 20,680, mordanting 12 jam 10,019, dan mordanting 16 jam 21,119. Analisa data menunjukkan hasil: (1) tidak ada pengaruh lama waktu mordanting (8 jam, 12 jam, 16 jam) terhadap ketuaan warna kain mori pada pewarnaan dengan zat pewarna sabut kelapa, (2) tidak ada pengaruh lama waktu mordanting (8 jam, 12 jam, 16 jam) terhadap kekuatan tarik kain mori pada pewarnaan dengan zat pewarna sabut kelapa. Hasil pengujian diatas terjadi karena hasil pewarnaan tidak hanya dipengaruhi oleh mordanting saja tetapi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Kata kunci: lama waktu mordanting, ketuaan warna, kekuatan tarik kain  
INOVASI PERANCANGAN MOTIF TIE-DYE (IKAT CELUP) DI KOTA YOGYAKARTA Sugeng Wardoyo; Suryo Tri Widodo
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 1 (2016): MEI 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (899.557 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i1.2378

Abstract

The existence of tie-dye in Yogyakarta city as a craft products has promised prospect.Uniqueness of tie-dye compare with another crafts textiles is in processes making which is simpleto result a motifs on to the fabric are faster and easier to learn about. As a tourism city,Yogyakarta has potential to develop tie-dye also as a good place to produce and market tie-dyeproducts. So inovation in designing new tie-dye motifs become positive step, because demandtie-dye products in market rapidly, beside always on dynamic market.Keywords: Craft textiles, Textile motifs, Tie-dye, Jumputan Yogyakarta
TENUN KUBANG: SEMANGAT MEMPERTAHANKAN SENI TRADISI DARI PENGARUH MODERNITAS Dini Yanuarmi; Widdiyanti Widdiyanti
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 1 (2016): MEI 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.793 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i1.2374

Abstract

This research is aimed at analysing the preservation and harmonisation Kubang weavinginto development of technology and modernisation. Tenunan Kubang (Kubang weaving) as atraditional art does not necessarily mean as a piece of cloth woven from threads with certaindesigns, colours, and motives, yet it also contain the socio-cultural values of the area where itoriginates and develops. As a traditional art, every cloth possesses splendidly woven motives.The motives are used to be seamlessly woven with some certain, seemingly-tough level ofdifficulty by using the manual-traditional weaving equipment. The influences of modernisationare considered as an effort to preserve a sustainable tradition of Kubang weaving art. TheApproaches in the analysis is emphasied on sociological aspects of Kubang weaving products.The data for the analysis are collected by using both the library research and field observation.The results indicated that the long run of the Kubang weaving had always been simultaneous tothe change and development of the ages. Under the circumstances, Kubang weaving appearedas a creative, innovative, and competitive product that maintained cultural and traditionalvalues. Without those values, Kubang weaving shall loose its identity and at the same time, shallbe meaningless and abandoned by the society.Keywords: Kubang Weaving, Traditional Art, Motives, Minangkabau

Page 1 of 1 | Total Record : 8